Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2012

Diakah Orangnya?

Pernah nggak sih, cinta kalian bertepuk sebelah tangan? Atau kangen kalian sama sekali nggak berbalas? Pernah? Atau sering? Atau bahkan sering sekali? Tapi pernah nggak sih kalian sadar, mungkin saja kangen kamu yang sama sekali nggak berbalas itu adalah sebuah balasan atau pelajaran buat kamu. Semesta lagi ngingetin kamu. Mungkin saja ada orang di sekitar kamu yang kangennya nggak pernah kamu balas juga. Bahkan untuk berpikir dia kangen ke kamu saja sama sekali nggak pernah. Orang yang mungkin lagi kangen sama kamu itu bisa siapa saja. Ya, tentunya orang di sekitar kamu. Mungkin aja dia yang selalu dengerin cerita kamu, dia yang selalu ada buat kamu. Tapi sayangnya, kamu dengan ringannya bilang ke semua orang “ Dia cuma temen kok. ” Saat kamu ngomong kayak gitu, mungkin ada sesuatu yang menancap di hatinya. Iya, sesuatu yang tajam, bahkan sangat sulit sekali untuk dicabut lagi. Namun dia tetap bertahan hidup, menahan sakit, bahkan menahan perasaannya sekalipun. Dia

Bukan Seandainya Dia Tahu

Pernah nggak sih, kalian sebelum tidur mandangin langit-langit kamar? Tapi kali ini kalian mandangin langit-langit kamar bukan sambil senyum-senyum sendiri, tapi sambil menatap nanar dan menerawang. Kamu ngebayanin semua kejadian-kejadian yang kamu lewati bareng dia. Tentunya dalam semua kejadian, entah itu suka maupun duka selalu kamu lewati bareng dia. Iya, dia yang paling berharga buat kamu, yang selalu kamu banggakan di depan semua teman-teman kamu.  Tapi sayangnya, ternyata kamu nggak sebegitu berharganya buat dia, mungkin saja dia nggak pernah menceritakan tentang keberadaanmu di depan teman-temannya.   Ketika kamu mengetahui semuanya itu, rasanya pasti kamu mau teriak di depan dia. Kamu ngelakuin itu mungkin biar dia bisa sadar, biar dia bisa mikir. Tapi sayangnya nggak bisa. Sekarang yang bisa kamu lakuin itu cuma nunggu. Nunggu sampai dia peka, nunggu sampai dia sadar. Lalu sekarang  timbul beberapa pertanyaan besar di benak kamu. Dia nggak peka atau ngga

Aku Harap Kamu Dengar

Sudah berapa tetes air mata karena dia yang akhirnya aku hapus buat kamu? Sudah berapa senyum yang hilang yang akhirnya aku berusaha munculin lagi? Mungkin ini semua lebih dari apa yang dibayangkan.  Kamu mungkin nggak pernah sadar apa yang aku lakuin ini semuanya selalu saja tentang kamu. Semoga saja kamu bukan nggak mau tau tentang semua ini. Aku nggak terlalu ngerti apa yang sebenernya aku lakuin ini. Aku selalu saja resah ngelakuin semua hal untuk kamu. Bukan soal untuk pembalasannya. Tapi, aku gelisah ngelakuin ini semua karena cinta atau terpaksa. Ah, entahlah. Kemudian akupun bercermin… Mata aku sama sekali nggak nunjukkin sedikitpun keterpaksaan. Aku bertahan buat kamu. Tapi... entahlah apakah semua yang aku lakuin ini benar-benar tulus atau bodoh. Aku nggak tahu benar tentang apa itu ' CINTA '. Namun yang aku tahu, cinta itu memang berkorban sampai segininya. Iya, cinta itu butuh pengorbanan yang tak pernah terbatas, sayangnya beberap

Aku. Kamu. Jarak.

Aku… Kamu… Jarak…                                                                                                                                          Sudah selama ini kita bersama, dan ada jarak diantaranya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana khawatirnya aku. Malam-malam yang aku lalui dengan begitu banyak prasangka baik maupun buruk  ke hati. Kamu tidak perlu tahu bagaimana hati ini lelah sendiri. Menebak-nebak, sedang apa kamu di sana? Menimbang-nimbang, apakah kamu di sana benar-benar memikirkan aku tanpa ada dia di sela-selanya? Aku tidak ingin bertemu, karena bertemu denganmu  cuma memantik bara api rindu. Jika saja jarak ini bisa aku habiskan dengan mengayuh, berenang, bahkan berlari, pasti akan aku lakukan. Sayangnya jarak ini tidak seperti itu. Justru jarak ini sering memperparah malam-malamku. Aku tidak sanggup lagi dengan apa yang ada di antara kita, " Sebuah Jarak Semu ". Dimana kamu dan aku duduk berdua, tapi kita sendiri-sendiri.