Skip to main content

Bukan Seandainya Dia Tahu

Pernah nggak sih, kalian sebelum tidur mandangin langit-langit kamar? Tapi kali ini kalian mandangin langit-langit kamar bukan sambil senyum-senyum sendiri, tapi sambil menatap nanar dan menerawang.


Kamu ngebayanin semua kejadian-kejadian yang kamu lewati bareng dia. Tentunya dalam semua kejadian, entah itu suka maupun duka selalu kamu lewati bareng dia. Iya, dia yang paling berharga buat kamu, yang selalu kamu banggakan di depan semua teman-teman kamu.  Tapi sayangnya, ternyata kamu nggak sebegitu berharganya buat dia, mungkin saja dia nggak pernah menceritakan tentang keberadaanmu di depan teman-temannya.  


Ketika kamu mengetahui semuanya itu, rasanya pasti kamu mau teriak di depan dia. Kamu ngelakuin itu mungkin biar dia bisa sadar, biar dia bisa mikir. Tapi sayangnya nggak bisa. Sekarang yang bisa kamu lakuin itu cuma nunggu. Nunggu sampai dia peka, nunggu sampai dia sadar.

Lalu sekarang  timbul beberapa pertanyaan besar di benak kamu.
Dia nggak peka atau nggak perduli? Dia nggak punya otak atau nggak punya hati?
Kamu pasti nggak akan pernah berharap dia salah satu dari itu. Tapi kenyataannya, dia bisa saja keduanya. Dia emang nggak peka dan nggak perduli.

Nggak terasa air mata netes membasahi pipi kamu…


Kamu masih menerawang langit-langit kamar, sambil berharap ada keajaiban yang datang menghampiri kamu. Nggak apa keajaiban itu nggak menghampiri kamu, tapi minimal keajaiban itu menghampiri dia. Ya tentunya biar dia sadar betapa besar cinta kamu ke dia.

Tapi biar kamu udah tersakiti sampai segininya, dan dia nggak perduli sampai segitunya. Kamu sekarang bisa apa? Kamu tetap nggak bisa kemana-mana kan? Kamu tetap nggak bisa apa-apa kan? Cinta itu gak bisa kemana-mana lagi kan?

Keinginan move on memang selalu ada, tapi dia terlalu berharga kan? Tapi dia terlalu indah kan?

Ah seandainya dia tahu sedang dicintai sebegitu besarnya. Mungkin….ah sudahlah sebaiknya nggak perlu beradai-andai dulu.


"I like simple songs with pretty words..."





Comments

Popular posts from this blog

Hello, I am proud to be a part of Paragonian!

Aku. Kamu. Jarak.

Aku… Kamu… Jarak…                                                                                                                                          Sudah selama ini kita bersama, dan ada jarak diantaranya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana khawatirnya aku. Malam-malam yang aku lalui dengan begitu banyak prasangka baik maupun buruk  ke hati. Kamu tidak perlu tahu bagaimana hati ini lelah sendiri. Menebak-nebak, sedang apa kamu di sana? Menimbang-nimbang, apakah kamu di sana benar-benar memikirkan aku tanpa ada dia di sela-selanya? Aku tidak ingin bertemu, karena bertemu denganmu  cuma memantik bara api rindu. Ji...

Message to Secret Admirer

Selamat buat kamu kamu yang masih mencari-cari. Iya, kamu yang masih mencari alasan dan pembelaan untuk terus memendam perasaan. Semua yang dipendam di dalam hati, hanya akan membuang-buang waktu. Dan semua yang dipendam di dalam hati itu, akhirnya juga akan meledak pada waktunya. Hmm… atau mungkin bagi beberapa diantara kamu sudah ada yang meledak? Ya entahlah itu meledak menjadi ungkapan perasaan yang indah, atau bahkan meledak hanya menjadi air mata yang sungguh menyakitkan. Ya tentunya itu semua hanya kamu saja yang tahu jawabannya. Memendam perasaan itu indah-indah pahit. Memendam perasan itu pasti akan ngerasain berbagai rasa. Secret Admirer itu hidupnya selalu dipermudah. Senang saja dipermudah banget. Banyak hal-hal simple yang bisa membuatnya menjadi merasa sangat senang. Misalnya, dengan dia nengok saja ke arah kita, rasanya sudah senang banget. Apalagi kalau dia sampai tahu nama kita, terus dia manggil kita, walaupun manggilnya salah-salah. Ah tapi rasan...