Skip to main content

Aku di Sini Tanpa Kamu

Aku tahu apa yang sudah aku lakuin ini salah. Iya, aku telah mencintai kamu. Namun sayangnya, dalam perihal cinta, logika sama sekali nggak pernah setuju. Dan dalam perihal rindupun, gengsi juga sama sekali nggak pernah tunduk.



Meski aku di sini tanpa kamu, namun dengan aku melihat kamu tersenyum, itu sudah membuat aku nggak ngerasa sendiri lagi. Dengan munculnya senyum khas dari kamu, itu sudah cukup membuat aku merasa bahagia.

Perlu kamu ketahui, kamu selalu ada pada diri aku. Iya, ada kamu di sini, di hati ini. Meski kamu juga ada di hatinya. Mungkin aku dengan dia sama-sama sedang memperebutkan dirimu. Tapi bedanya, aku gagal untuk memilikimu.


Tapi pada dasarnya, cinta yang besar itu bukan dinilai dari seberapa lama memendamnya. Tapi melainkan cinta yang besar itu dinilai dari seberapa berani mengungkapkannya dengan begitu indah. Tapi apa daya, aku bukannya nggak berani untuk ngungkapin semua ini, tapi aku tahu dan aku sadar, kamu masih milik dia. Dia yang dengan mudahnya mengalahkan perjuanganku untuk mendapatkan kamu ini. Kalau keadaannya sudah begitu, memangnya aku bisa apa? Apa aku bisa merubah semua keadaan yang telah terjadi ini dengan mudahnya? Apa aku bisa bertukar posisi dengan dia?


Ya memang, aku di sini tanpa kamu. Dan aku sadar akan semua hal itu. Jadi pada intinya, aku cuma nggak mau ngancurin apa yang sudah kamu bangun sama dia. Tapi di sini, aku bukannya sok suci. Tapi, aku cuma nggak mau kejadian kayak gitu terjadi sama kamu. Aku cuma nggak mau melihat kamu sedih. Aku cuma nggak mau melihat senyum kamu itu hilang.

Biarkan saja aku di sini menunggu. Iya, aku menunggu kamu dalam dilema. Dilema, dimana aku mengharapkan dan menanti kamu, hingga pada akhirnya aku sendiri lagi. Jelas saja aku memilih untuk melakukan hal itu, daripada aku harus melihat kamu bahagia, meski dengannya.


"But it's time to face the truth, I will never be with you."



Comments

Popular posts from this blog

Hello, I am proud to be a part of Paragonian!

Aku. Kamu. Jarak.

Aku… Kamu… Jarak…                                                                                                                                          Sudah selama ini kita bersama, dan ada jarak diantaranya. Kamu tidak perlu tahu bagaimana khawatirnya aku. Malam-malam yang aku lalui dengan begitu banyak prasangka baik maupun buruk  ke hati. Kamu tidak perlu tahu bagaimana hati ini lelah sendiri. Menebak-nebak, sedang apa kamu di sana? Menimbang-nimbang, apakah kamu di sana benar-benar memikirkan aku tanpa ada dia di sela-selanya? Aku tidak ingin bertemu, karena bertemu denganmu  cuma memantik bara api rindu. Ji...

Message to Secret Admirer

Selamat buat kamu kamu yang masih mencari-cari. Iya, kamu yang masih mencari alasan dan pembelaan untuk terus memendam perasaan. Semua yang dipendam di dalam hati, hanya akan membuang-buang waktu. Dan semua yang dipendam di dalam hati itu, akhirnya juga akan meledak pada waktunya. Hmm… atau mungkin bagi beberapa diantara kamu sudah ada yang meledak? Ya entahlah itu meledak menjadi ungkapan perasaan yang indah, atau bahkan meledak hanya menjadi air mata yang sungguh menyakitkan. Ya tentunya itu semua hanya kamu saja yang tahu jawabannya. Memendam perasaan itu indah-indah pahit. Memendam perasan itu pasti akan ngerasain berbagai rasa. Secret Admirer itu hidupnya selalu dipermudah. Senang saja dipermudah banget. Banyak hal-hal simple yang bisa membuatnya menjadi merasa sangat senang. Misalnya, dengan dia nengok saja ke arah kita, rasanya sudah senang banget. Apalagi kalau dia sampai tahu nama kita, terus dia manggil kita, walaupun manggilnya salah-salah. Ah tapi rasan...