"Kamu tahu nggak kalau mata ini berbinar ketika aku
melihat gelak tawa saat kita bercanda?"
Mungkin kamu nggak sadar aku melihat selengkung
pelangi di matamu, saat berkisah tentang hidupmu. Semua kejadian yang kamu tahu
itu sama halnya seperti apa yang aku katakan sebagai respon atas ceritamu itu.
Ibarat kata seperti motivator yang
sedang menceramahi audiencenya.
Namun yang aku rasakan, aku melakukan ini semuanya
atas nama rasa. Rasa berupa degub kencang ketika kepalamu begitu dekat dengan pundakku
saat kita duduk berdua. Rasa berwujud gugup saat kamu dengan penuh antusias dan
semangatnya mengajakku berbicara untuk bercerita, atau hanya sekedar untuk
membicarakan hal-hal konyol lainnya. Dan juga tentunya rasa berbalut kecemburuan
ketika kamu dekat, tapi bukan denganku, melainkan dengan seseorang di luar
sana.
Kadang sepasang lelaki dan perempuan lupa bahwa
mereka hanyalah sekedar teman, tidak lebih. Yang lebih itu hanyalah rasa
diantara mereka berdua. Kadang juga di dalam sebuah pertemanan, dua manusia
saling memiliki rasa dan saling menyangka pula itu adalah cinta. Ya sama halnya
seperti apa yang aku rasakan kepadamu. Jika tidak, mengapa hanya seorang teman bisa
secemburu ini? Ya itu seperti perasaan aku kepadamu. Apakah kamu juga merasakan
perasaan yang sama dengan aku?
Teman. Antara sebuah hal indah yang bisa mendekatkan
aku dengan kamu, atau hanya sebuah omong kosong belaka yang menjadi penghalang
bersatunya hati kamu dengan hati aku? Berapa lamapun aku akan tetap menunggu.
Menunggu kehadiran kamu dalam hidup aku, yang mungkin kelak bisa merubah
hidupku.
"I feel like I'm waiting for something that isn't going to happen."
Comments
Post a Comment