Akhirnya aku lantangkan, suara ini. Suara lirih
yang aku keluarkan dengan sangat terpaksa. Suara hati yang dulu hanya diam sunyi dalam seribu
bahasa. Suara-suara yang berupa cerita khayalan sejak pertama kali kita
berjumpa, dalam sebuah sapuan kehidupan yang nyata.
Tanpa pernah kamu duga dan juga tanpa pernah kamu
tahu, aku adalah orang yang selalu ada buat kamu. Aku selalu mendengarkan kamu ketika kamu
sedang bercerita, bahkan ketika semuanya tentang dia sekalipun, aku tetap
bersedia mendengarkan ceritamu itu.
Nggak ada yang pernah nyangka bahwa rasa ini akhirnya
telah muncul dan telah ada. Aku nggak kuat jalani hari-hariku lagi. Aku nggak
kuat merangkai hati lagi. Dan juga aku nggak bisa membiarkan rasa ini aku belenggu selamanya.
Mungkin karena ini semua buat kamu, maka aku
serahkan semuanya. Semua yang telah kita jalani, yang mungkin nggak berarti
apa-apa buat kamu. Tapi, bagiku itu adalah sebuah mantra pembeku waktu. Aku
rasa, ini waktu yang paling tepat buat aku. Ya aku kayak gini cuma karena aku nggak
mau hati ini terus tersiksa dalam belenggu cinta yang bisu.
Aku sayang kamu. Aku seorang teman yang ingin jadi
kekasih. Cuma ingin bilang aku sayang kamu.
"I feel like he's everything I've ever wanted."
Comments
Post a Comment