Perasaan aku ini sangatlah aneh. Aku selalu
mengharapkan kamu. Tapi sayangnya, aku nggak bisa berbuat apa-apa. Aku selalu ingin
marah sama kamu, ketika aku melihat kamu sedang bersama dia. Ya, dia, seseorang
yang sangatlah beruntung bisa kenal dan dekat sama kamu. Tapi itu semua
sangatlah nggak mungkin, saat aku cemburu sama kamu. Ya itu semua tentunya
karena aku bukan siapa-siapa kamu.
Kamu mungkin saja nggak tahu dan mungkin nggak akan
pernah tahu akan apa yang telah aku lakukan. Ya tentunya tentang semua hal yang
telah aku lakukan dan aku habiskan demi untuk bisa sama kamu, atau bahkan hanya
sekedar untuk bisa melihat kamu.
Harapan yang aku tanam dalam diri aku ini sebanding
dengan jarak yang aku tempuh. Sebuah jarak untuk mengejar kamu yang dikalikan
dengan jarak kamu mengejar dia.
Aku sempat memutuskan untuk menanggalkan perasaan
aku yang tidak jelas wujudnya ini. Tapi aku tidak memutuskan untuk meninggalkan
perasaan ini. Tapi di waktu yang sama pula, kamu selalu saja muncul dan hadir
dalam diri aku dan juga dalam kehidupan aku. Tapi ketika aku merasakan perasaan
itu ada lagi, kamu malah pergi menjauhi aku. Aku selalu berharap agar aku tahu
apa yang sedang aku alami ini. Karena di posisi aku yang seperti ini, aku juga
nggak tahu mau kamu apa.
Dan ketika hujan membasahi alam semesta ini, semua
tetesannya serasa hanya 1% air dan 99% kesepian. Hujan yang datang
beramai-ramai ini pada akhirnya hanya membuatku terdiam dalam sepi. Dan seiring
dengan berhentinya tetesan itu, sepi ini tak juga kunjung pergi. Ya aku tetap
terbelenggu dalam kesepian, hingga pada akhirnya aku terlarut dalam kesedihan
yang mendalam.
"Never lose hope."
Comments
Post a Comment