Skip to main content

Posts

Showing posts from 2012

Message to Secret Admirer

Selamat buat kamu kamu yang masih mencari-cari. Iya, kamu yang masih mencari alasan dan pembelaan untuk terus memendam perasaan. Semua yang dipendam di dalam hati, hanya akan membuang-buang waktu. Dan semua yang dipendam di dalam hati itu, akhirnya juga akan meledak pada waktunya. Hmm… atau mungkin bagi beberapa diantara kamu sudah ada yang meledak? Ya entahlah itu meledak menjadi ungkapan perasaan yang indah, atau bahkan meledak hanya menjadi air mata yang sungguh menyakitkan. Ya tentunya itu semua hanya kamu saja yang tahu jawabannya. Memendam perasaan itu indah-indah pahit. Memendam perasan itu pasti akan ngerasain berbagai rasa. Secret Admirer itu hidupnya selalu dipermudah. Senang saja dipermudah banget. Banyak hal-hal simple yang bisa membuatnya menjadi merasa sangat senang. Misalnya, dengan dia nengok saja ke arah kita, rasanya sudah senang banget. Apalagi kalau dia sampai tahu nama kita, terus dia manggil kita, walaupun manggilnya salah-salah. Ah tapi rasan

Aku Akan Tetap Menunggu

" Kamu tahu nggak kalau mata ini berbinar ketika aku melihat gelak tawa saat kita bercanda? " Mungkin kamu nggak sadar aku melihat selengkung pelangi di matamu, saat berkisah tentang hidupmu. Semua kejadian yang kamu tahu itu sama halnya seperti apa yang aku katakan sebagai respon atas ceritamu itu. Ibarat kata  seperti motivator yang sedang menceramahi audience nya. Namun yang aku rasakan, aku melakukan ini semuanya atas nama rasa. Rasa berupa degub kencang ketika kepalamu begitu dekat dengan pundakku saat kita duduk berdua. Rasa berwujud gugup saat kamu dengan penuh antusias dan semangatnya mengajakku berbicara untuk bercerita, atau hanya sekedar untuk membicarakan hal-hal konyol lainnya. Dan juga tentunya rasa berbalut kecemburuan ketika kamu dekat, tapi bukan denganku, melainkan dengan seseorang di luar sana. Kadang sepasang lelaki dan perempuan lupa bahwa mereka hanyalah sekedar teman, tidak lebih. Yang lebih itu hanyalah rasa diantara mereka berdua. Kada

Sepi yang Tak Kunjung Pergi

Perasaan aku ini sangatlah aneh. Aku selalu mengharapkan kamu. Tapi sayangnya, aku nggak bisa berbuat apa-apa. Aku selalu ingin marah sama kamu, ketika aku melihat kamu sedang bersama dia. Ya, dia, seseorang yang sangatlah beruntung bisa kenal dan dekat sama kamu. Tapi itu semua sangatlah nggak mungkin, saat aku cemburu sama kamu. Ya itu semua tentunya karena aku bukan siapa-siapa kamu. Kamu mungkin saja nggak tahu dan mungkin nggak akan pernah tahu akan apa yang telah aku lakukan. Ya tentunya tentang semua hal yang telah aku lakukan dan aku habiskan demi untuk bisa sama kamu, atau bahkan hanya sekedar untuk bisa melihat kamu. Harapan yang aku tanam dalam diri aku ini sebanding dengan jarak yang aku tempuh. Sebuah jarak untuk mengejar kamu yang dikalikan dengan jarak kamu mengejar dia. Aku sempat memutuskan untuk menanggalkan perasaan aku yang tidak jelas wujudnya ini. Tapi aku tidak memutuskan untuk meninggalkan perasaan ini. Tapi di waktu yang sama pula, kamu sela

Inilah Waktu yang Tepat

Akhirnya aku lantangkan, suara ini. Suara lirih yang aku keluarkan dengan sangat terpaksa. Suara hati  yang dulu hanya diam sunyi dalam seribu bahasa. Suara-suara yang berupa cerita khayalan sejak pertama kali kita berjumpa, dalam sebuah sapuan kehidupan yang nyata. Tanpa pernah kamu duga dan juga tanpa pernah kamu tahu, aku adalah orang yang selalu ada buat kamu. Aku selalu mendengarkan kamu ketika kamu sedang bercerita, bahkan ketika semuanya tentang dia sekalipun, aku tetap bersedia mendengarkan ceritamu itu. Nggak ada yang pernah nyangka bahwa rasa ini akhirnya telah muncul dan telah ada. Aku nggak kuat jalani hari-hariku lagi. Aku nggak kuat merangkai hati lagi. Dan juga aku nggak bisa  membiarkan rasa ini aku belenggu selamanya. Mungkin karena ini semua buat kamu, maka aku serahkan semuanya. Semua yang telah kita jalani, yang mungkin nggak berarti apa-apa buat kamu. Tapi, bagiku itu adalah sebuah mantra pembeku waktu. Aku rasa, ini waktu yang paling tepat buat

Kepoers Sejati

Nah, ketahuan kan kalian semua lagi kepo. Mau sampai kapan kamu kepo? Kenapa? Nggak bisa berhenti ya? Nagih ya? Latah ya? Ya begitulah rasanya kepo . Jam-jam segini memang jam-jamnya mengikuti user, terus ketik usernamenya. Malah di beberapa twitter client , tinggal mencet ‘ G ’ doang, habis itu ketik usernamenya dia. Kalau yang lebih extreme lagi, ada juga yang accountnya dimasukkin ke ‘ Inner Circle ’ atau ‘ Private List ’. Masih banyak cara yang lainnya deh. Ya memang benar, rasa penasaran itu candu. Itu dia yang dirasain Orang Kepo sepanjang hari. Kepoers Sejati itu bukan yang kepoin tweets dia sampai beberapa years ago, tapi cukup sampai beberapa minutes ago. Tapi keponya itu pasti setiap saat. Bangun tidur, yang pertama dicheck timeline dia. Sebelum tidur, yang dicheck juga timelinenya dia. Buat kamu yang pernah kepo , pasti tahu kalau k epo itu akar dari kegalauan . Tapi sayangnya itu semua nggak berarti buat para Kepoers . Meski sudah tahu kalau hasilnya

Aku di Sini Tanpa Kamu

Aku tahu apa yang sudah aku lakuin ini salah. Iya, aku telah mencintai kamu. Namun sayangnya, dalam perihal cinta, logika sama sekali nggak pernah setuju. Dan dalam perihal rindupun, gengsi juga sama sekali nggak pernah tunduk. Meski aku di sini tanpa kamu, namun dengan aku melihat kamu tersenyum, itu sudah membuat aku nggak ngerasa sendiri lagi. Dengan munculnya senyum khas dari kamu, itu sudah cukup membuat aku merasa bahagia. Perlu kamu ketahui, kamu selalu ada pada diri aku. Iya, ada kamu di sini, di hati ini. Meski kamu juga ada di hatinya. Mungkin aku dengan dia sama-sama sedang memperebutkan dirimu. Tapi bedanya, aku gagal untuk memilikimu. Tapi pada dasarnya, cinta yang besar itu bukan dinilai dari seberapa lama memendamnya. Tapi melainkan cinta yang besar itu dinilai dari seberapa berani mengungkapkannya dengan begitu indah. Tapi apa daya, aku bukannya nggak berani untuk ngungkapin semua ini, tapi aku tahu dan aku sadar, kamu masih milik dia. Dia yang d

Kepada Kamu yang Telah Pergi

“Waktu yang lama ini, yang mungkin bagi kamu bersamanya terlalu begitu singkat. Tapi waktu yang menurutku sangatlah lama ini, sama sekali nggak pernah aku lalui dengan mudah.“ Menurut kamu, meninggalkan itu mudah? Enggak, itu hal yang sangat sulit. Bahkan aku benci akan hal itu. Aku benci mengucap selamat tinggal dan selamat jalan. Aku benci membasuh kenangan demi kenangan yang sudah melekat begitu eratnya pada diriku ini. Hingga pada ujungnya aku hanya berakhir dalam kepura-puraan. Aku pura-pura mengikhlaskan. Aku pura-pura nggak terluka. Aku pura-pura tersenyum ketika melihat kamu bersamanya. Aku pura-pura tetap berjalan ke depan. Ketika kamu berpaling, aku kembali. Ya, aku kembali ke tempat dimana kita pertama kali bertemu. Tapi sayangnya, kamu nggak pernah tahu. Entahlah itu karena kamu nggak peka atau memang kamu nggak perduli.   Atau mungkin saja keduanya. Perpisahan itu hanya aku simpan di dalam mesin waktu. Mungkin mesin waktu itu tak akan pernah mau memutar

Kenapa Sih Harus Dia?

“ Kalau saja kalian semua masih deket sama dia. Itu tuh dia yang deket sama kamu. Dia yang selalu  bikin kamu nyaman. Dia yang selalu ada buat kamu. Tapi sayangnya dia yang nggak nembak-nembak kamu, bahkan untuk sekedar menyatakan perasaannya saja nggak pernah. ” Kamu pernah nggak sih bertanya-tanya sama diri kamu sendiri atau bahkan langsung sama dia? Kenapa sih dia nggak nembak-nembak kamu? Atau untuk yang simple saja, kenapa sih dia nggak pernah menyatakan perasaannya ke kamu? Apa dia ada perniatan buat mainin kamu? Ya semacam PHP gitu. Oh iya, PHP itu Pemberi Harapan Palsu .   Nih, aku kasih tau ya. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini pasti diciptakan selalu berpasang-pasangan. Panas pasangannya dingin. Sakit pasangannya sehat. Cowok pasangannya cewek. Bahkan jomblo pun juga ada pasangannya, mislo. Sama juga kayak PHP, ya pasangannya itu kegeeran . Kalian semua pasti bertanya-tanya, kenapa pasangan PHP itu kegeeran? Ya alasannya simple, soalnya nggak ba

Diakah Orangnya?

Pernah nggak sih, cinta kalian bertepuk sebelah tangan? Atau kangen kalian sama sekali nggak berbalas? Pernah? Atau sering? Atau bahkan sering sekali? Tapi pernah nggak sih kalian sadar, mungkin saja kangen kamu yang sama sekali nggak berbalas itu adalah sebuah balasan atau pelajaran buat kamu. Semesta lagi ngingetin kamu. Mungkin saja ada orang di sekitar kamu yang kangennya nggak pernah kamu balas juga. Bahkan untuk berpikir dia kangen ke kamu saja sama sekali nggak pernah. Orang yang mungkin lagi kangen sama kamu itu bisa siapa saja. Ya, tentunya orang di sekitar kamu. Mungkin aja dia yang selalu dengerin cerita kamu, dia yang selalu ada buat kamu. Tapi sayangnya, kamu dengan ringannya bilang ke semua orang “ Dia cuma temen kok. ” Saat kamu ngomong kayak gitu, mungkin ada sesuatu yang menancap di hatinya. Iya, sesuatu yang tajam, bahkan sangat sulit sekali untuk dicabut lagi. Namun dia tetap bertahan hidup, menahan sakit, bahkan menahan perasaannya sekalipun. Dia

Bukan Seandainya Dia Tahu

Pernah nggak sih, kalian sebelum tidur mandangin langit-langit kamar? Tapi kali ini kalian mandangin langit-langit kamar bukan sambil senyum-senyum sendiri, tapi sambil menatap nanar dan menerawang. Kamu ngebayanin semua kejadian-kejadian yang kamu lewati bareng dia. Tentunya dalam semua kejadian, entah itu suka maupun duka selalu kamu lewati bareng dia. Iya, dia yang paling berharga buat kamu, yang selalu kamu banggakan di depan semua teman-teman kamu.  Tapi sayangnya, ternyata kamu nggak sebegitu berharganya buat dia, mungkin saja dia nggak pernah menceritakan tentang keberadaanmu di depan teman-temannya.   Ketika kamu mengetahui semuanya itu, rasanya pasti kamu mau teriak di depan dia. Kamu ngelakuin itu mungkin biar dia bisa sadar, biar dia bisa mikir. Tapi sayangnya nggak bisa. Sekarang yang bisa kamu lakuin itu cuma nunggu. Nunggu sampai dia peka, nunggu sampai dia sadar. Lalu sekarang  timbul beberapa pertanyaan besar di benak kamu. Dia nggak peka atau ngga